Piyungan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. 55792.

Workshop Pemutakhiran Visi Misi dan Kurikulum Program Studi Bisnis Digital: “Sinergi Bersama Akademisi dan Praktisi”

10 Juni 2025 Admin 67x

Dalam menghadapi perkembangan teknologi yang begitu cepat dan kebutuhan industri yang semakin dinamis, Program Studi Bisnis Digital menyelenggarakan Pemutakhiran Visi Misi dan Kurikulum Program Studi Bisnis Digital pada hari Sabtu 17 Mei 2025 di ruang rapat dosen S1 Bisnis Digital Universitas Madani dan melalui room zoom. Kegiatan ini bertujuan untuk menyelaraskan, dan memperkuat struktur kurikulum agar relevan dengan tantangan era digital dan kebutuhan dunia kerja. Workshop ini melibatkan akademisi yakni Bapak Zulfikar Yusya Mubarak, M.Kom dari Universitas Al-Irsyad Cilacap serta praktisi industri digital yakni Ibu Yeni Hanisah Piliang, S.E dari PT Hayuning Bumi Mataram Yogyakarta, untuk memberikan masukan strategis terhadap arah pengembangan kurikulum yang lebih adaptif. Kegiatan ini di hadiri pula oleh para dosen S1 Bisnis Digital, kepala P3M Universitas Madani, Dekan Fakultas Teknik dan Bisnis, serta perwakilah dari mahasiswa S1 Bisnis Digital.

Latar Belakang dan Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini dilandasi oleh pentingnya melakukan review kurikulum secara berkala agar mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi informasi, model bisnis baru, serta regulasi dan kebijakan pendidikan tinggi yang terus berubah. Selain itu, Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menuntut prodi untuk menghadirkan kurikulum yang fleksibel, kontekstual, dan berbasis capaian pembelajaran dengan Pendekata Kurikulum Outcome Based Education (OBE).

Sinergi Kampus dan Industri: Fondasi Kurikulum Relevan
Salah satu sorotan utama dalam workshop ini adalah pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi dan dunia usaha/dunia industri (DUDI). Selain itu menurut bapak Zulfikar Yusya Mubarak “bahwa kurikulum seyogyanya disusun dan disesuaikan dengan ke arifan lokal dimana kampus tersebut berdiri, ini untuk menjawab bahwa mahasiwa telah dibekali dengan ilmu dan skill sesuai kebutuhan setempat dan dapat dikembangkan ketika mahasiwa lulus nantinya”. Akademisi memiliki peran sebagai pengembang ilmu dan metodologi, sementara praktisi industri membawa realitas dan dinamika kebutuhan pasar kerja. Tak kalah penting saran yang ditegaskan oleh kalangan praktisis yakni ibu Yeni Hanisah Piliang “bahwa mata kuliah harus ada disesuaikan dengan kebutuhan di dunia kerja serta kompetensi mahasiwa yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi merupakan hal pokok yang nantinya menjadi pertimbangan bagi dunia kerja dan yang tatkala penting adalah akhlak yang baik” yang mana 

hal tersebut sesuai dengan visi dan misi baik universitas ataupun prodi yakni mencetak mahasiwa yang tak hanya siap kerja tetapi menjunjung tinggi nilai-nilai islam. Kolaborasi keduanya menjadi fondasi penting dalam menyusun kurikulum yang tidak hanya teoritis, tetapi juga aplikatif dan kontekstual sesuai tuntutan dunia kerja digital yang terus berkembang

Kebutuhan Kompetensi dan Skill di Era Digital
Melalui dialog intensif dengan akademisi dan praktisi industri, workshop ini mengidentifikasi beberapa kompetensi utama yang harus dimiliki oleh lulusan Bisnis Digital. Di antaranya:
•    Berakhlak Mulia
•    Kearifan lokal, CPL yang disesuikan dengan dunia kerja
•    Penyesuaian matakuliah yang berkelanjutan dapat membuat mahasiwa cukup bekal untuk dunia kerja
•    Kecakapan komunikasi dan kolaborasi lintas bidang
•    Kemampuan adaptasi terhadap perubahan, berpikir kritis, dan penyelesaian masalah
•    Sertifikat Kompetensi seperti TOEFL, TOAFL dll.

Saran Penguatan Kurikulum
Beberapa saran konkret yang muncul dalam workshop ini antara lain:
1.    Pemutakhiran Mata Kuliah – Penyesuaian mata kuliah yang berkelanjutan di setiap semester misalnya matakuliah technoprener 1 dan seterusnya. dengan tren teknologi terbaru dan integrasi materi AI in Business, Digital Supply Chain, dan Cybersecurity for Business.
2.    Penguatan Pembelajaran Berbasis Praktik – Peningkatan metode pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), studi kasus nyata, dan pelibatan mahasiswa dalam program magang industri.
3.    Peningkatan Soft Skills dan Literasi Digital – Penguatan kompetensi non-teknis seperti kepemimpinan, komunikasi, etika digital, dan kemampuan kolaboratif.
4.    Kurikulum Fleksibel dan Responsif – Pengembangan mata kuliah pilihan berbasis minat dan tren global, serta fleksibilitas struktur kurikulum untuk mendukung program MBKM dengan pendekatan kurikulum OBE.
5.    Kolaborasi Berkelanjutan dengan Industri – Pengembangan kurikulum secara berkala bersama mitra industri, serta pelibatan praktisi sebagai dosen tamu atau mentor industri.

Penutup dan Tindak Lanjut
Kegiatan workshop ini ditutup dengan penandatanganan berita acara hasil pemutakhiran dan penyempurnaan kurikulum yang akan menjadi dasar revisi dokumen kurikulum tahun akademik berikutnya. Melalui kegiatan ini, Program Studi Bisnis Digital menegaskan komitmennya untuk menghadirkan kurikulum yang adaptif, kolaboratif, dan berorientasi masa depan. Harapannya, lulusan dari program studi ini tidak hanya kompeten secara akademis, tetapi juga siap berkontribusi secara langsung di dunia industri digital yang kompetitif.


Penulis: Lutfi….,